Tentang Ujian Sakit

 Assalamualaikum sahabat blogger semuanya? Apa kabar? Semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Aamiin. 

Gimana, masih pada nulis, kan? Masih pada semangat ngeblognya? Alhamdulilah. Saya sangat senang melihatnya. Itu, menjadi energi yang luar biasa bagi saya. Iya, beberapa waktu ini saya sedang diuji sakit. Sakitnya pekanan. Tiap week end, sudah beberapa kali ini saya perhatikan saya mesti sakit. 

Saya menulis ini juga sedang kondisi tidak enak badan, diare yang masih mengganggu. Sungguh ingin rasanya mengupdate blog dengan banyak tulisan. Ingin segera draft tulisan di publis. Banyak rencana untuk membangun komunitas blogger bengkel diri yang masih merintis. Namun, apa daya. Tenaga saya belum mampu. Otomatis imbasnya adalah ke pikiran dan ide jadi terhambat. 

Kalau sudah begitu, saya pasrah. Yah, mungkin inilah waktu saya untuk lebih memperhatikan tubuh dan kondisi fisik saya. Faktor usia yang terus bertambah juga berpengaruh. Untuk itu, saya harus lebih aware lagi. Tak lagi begadang dan seenaknya sendiri. Makan harus lebih teratur lagi. Dan seterusnya. 

Begitulah terkadang kita tak bisa mengendalikan sesuatu yang ada di luar wilayah kita. Ingat ya konsep qodho Allah. Nah, kita cuma bisa mengendalikan dan memilih sesuatu hal atau aktivitas yang ada dalam wilayah kita saja. Dan, di situlah manusia diuji. Apakah pilihan-pilihannya akan sesuai hukum syara atau tidak? atau hanya sesuai nafsu belaka dan mengabaikan Allah? ingat juga konsep ihsanul amalnya.

Tak banyak kata, saya tuangkan di post ini. Khusus mengingatkan saya pribadi yang masih suka melow jika diuji sakit. Walaupun manusiawi namun seharusnya kita ingat kembali hakikat ujian. Iya, kan?

Iya, jelas ketika diri sakit atau hal apapun yang mengganggu aktivitas, rasanya gemas gitu ya. Pinginnya bisa ngapa-ngapain, tapi kok gak bisa karena tubuh tak bisa diajak kompromi. Apalagi yang sakit berat, ya. Sering kita melihat dan mendengar berita yang sakit masih harus terpaksa ikut ujian atau mengisi acara bahkan pergi bekerja. 

Hukum berobat adalah sunnah. Silakan berobat dan mengoptimalkan ikhtiar untuk sembuh. Namun memilih tidak berobat (Ke rumah sakit, atau dokter) dengan bersabar pada kondisi sakit juga tidak berdosa.  Begitulah Islam menggambarkan.

Dan yang pasti, sakit adalah ujian. Dan jika kita ikhlas dan sabar, maka akan menjadi pahala di sisi Allah.  Kisah Nabi Ayub jelas memberikan pelajaran buat kita. Bertahun-tahun ia bertarung melawan penyakitnya. Tetapi, beliau tetap sabar. Tak ada keluh kesah meski orang-orang terdekatnya menjauh satu persatu. Dihina, dibenci dan di teriaki. 

Kisah cucu Rasulullah SAW, Ali Zainal Abidin. Ia terkadang kebingungan, manakah yang harus disyukuri antara sehat dan sakit. Baginya, sehat maupun sakit adalah kenikmatan. Saat sehat, ia bisa menikmati rezeki Allah SWT dan leluasa melaksanakan ketaatan. Ketika sakit, dosa-dosanya banyak yang terhapus dan otomatis hatinya menjadi lebih suci.

 Jika Allah SWT berkehendak, maka tak ada kekuatan yang bisa menghalanginya. Manusia hanya dituntut ikhtiar. Adapun hasilnya tetap menunggu ketentuan Allah SWT. Keluh kesah sama sekali tak mendatangkan manfaat, sebaliknya justru mendatangkan dosa dan kesedihan. Penyakit haruslah dihadapi dengan kesabaran dan keimanan. ''Dan Kami memberikan cobaan kepada kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai fitnah (ujian).'' (QS Al-Anbiya: 35).

Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT menguji manusia terkadang dengan musibah, di waktu lain dengan kenikmatan hingga bisa diketahui siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur, siapa yang bersabar dan siapa yang putus asa.

"Sesungguhnya besarnya balasan disertai dengan besarnya musibah. Sesungguhnya Allah bila mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Maka siapa yang ridha, dia akan memperoleh keridhaan dan siapa yang murka, ia akan memperoleh kemurkaan." (HR at-Tirmidzi).

Untuk semua yang sedang sakit, Semoga bisa mengugurkan dosa, Diberi kesabaran dan kekuatan
Semoga segera sembuh dengan kesembuhan yang tidak dihinggapi penyakit lagi. Aamiin. Alhamdullah, saya publis draft ini dalam kondisi yang sudah lebih baik dari kemarin. Semoga seterusnya bisa sehat dan prima. Happy blogging, Semangat senin, semangat karena Allah.

 

 



nunung nurlaela
nunung nurlaela Momblogger of 5. lecturer, writer

6 komentar untuk "Tentang Ujian Sakit"

Comment Author Avatar
Syafakillah ustadzah. Oh iya um kalau sakitnya sudah parah apakah tetap memilih bersabar saja tanpa ada ikhtiar untuk berobat? Saya baru tau kalau berobat itu sunnah :)
Comment Author Avatar
Alhamdulillah Ummu, semoga segera pulih dan semakin sehat setiap harinya.. Salut Ummu sakit pu. Masih sempat post artikel, MasyaAllah sehat trs ummuuu
Comment Author Avatar
Aamiin.. Yaa Rabb.. 🤲
Syafakillah ustadzah...
Comment Author Avatar
Semoga sehat selalu Ustadzah & keluarga. Biar semangat nulisnya bisa terus ditularkan pada kami2 para penghuni WAG😃
Comment Author Avatar
Subhanallah...

Semoga kembali sehat seperti biasa dan sehat terus ustadzah..aamiin🤲🙏
Comment Author Avatar
Ustazah semoga selali diberi kesehatan yang prima, midahkan urusan ustazah.. Aamiin..

Terimakasih sudah membaca, Jika berkenan, Silakan beri komentar....:-)