Kegagalan Itu Membawaku Pada Titik Balik Kehidupanku

 Bicara soal kegagalan bagi saya sangat menarik. Sekaligus menguras rasa. Ya, di tengah pandemi covid 19 ini pastinya makin membuat rasa jadi campur aduk. Tapi, tak mengapa. Karena menulis adalah sebuah terapi jiwa agar lega. Dan pastinya bisa bermanfaat untuk orang lain. Iya, enggak? Baiklah.

Assalamualaikum sahabat blogger semuanya. Apa kabar? Masih "waras"? Alhamdulilah. Semoga kita senantiasa dikuatkan dan sabar dalam ujian pandemi covid 19 ini. Aamiin. Nah, kali ini adalah postingan dalam rangka ngeblog bareng komunitas blogger Bengkel Diri. Dan temanya bulan ini adalah tentang 'Kegagalan"

Siapapun sepertinya pernah mengalami kegagalan. Baik dalam hal kecil maupun hal besar. Pun waktu mengalami kegagalan tersebut bisa di waktu kecil dahulu kala, maupun kegagalan yang baru saja terjadi. Saya juga pernah, bahkan sering. Baik gagal dalam cita-cita atau kegagalan dalam sebuah pekerjaan kecil. Pernah juga "merasa" Gagal menjadi seorang ibu yang baik. Eits kalau ini bukan gagal, dong! Dan untuk tugas ini gak boleh merasa gagal. 

Back to topic. Nah, ngomongin kegagalan dalam hidup, pastinya ada, kan ya. Dan kegagalan yang paling membekas dan cukup berpengaruh bagi hidup saya adalah ketika saya gagal masuk kuliah di PT yang saya impikan. Tau, kan gimana rasanya? Rasanya menjadi orang yang bodoh sedunia. Wah-wah sekerdil itu dulu saya ya. 

Namun untungnya dan Alhamdulilahnya ada orang-orang baik di sekitar saya. Meski ada saja yang mencibir. Membandingkan saya dengan kakak-kakak saya yang kuliah di PTN favorit. Yap. Saya gak berlama-lama untuk bangkit. Walau harus berkorban menunda kuliah dari waktu yang seharusnya, namun di masa waktu penundaan itu, akhirnya saya menemukan sebuah jalan. 

Singkat cerita, saya disarankan oleh kakak saya untuk daftar di kampus baru yang dia temukan secara tidak sengaja. Iya, jadi masku (panggilan kepada kakak laki-laki saya) sedang jalan olahraga pagi di sekitar kostnya di Jogja, eh kok lihat ada kampus baru dengan spanduk yang bikin penasaran. "Ekonomi Islam" Pada tahun itu, belum ada kampus dengan jurusan tersebut. Ekonomi Islam? Apakah itu? Adakah? 

Nah, saya pun daftar di kampus dengan jurusannya Ekonomi Islam tersebut, karena sebelumnya saya juga pesimis bisa lolos di Akademi Gizi yang peminatnya banyak dan termasuk ikatan dinas. Rasa pesimis itu membuat saya berani untuk daftar ke lain kampus untuk cadangan dan jaga-jaga. Saya pun sudah daftar di kampus Ekonomi Islam, test seleksi dan lulus serta sudah registrasi awal. 

Sementara menunggu waktu jadwal ospek dan lain sebagainya, saya pun balik ke Cirebon (saya asli Cirebon). Setelah beberapa hari di Cirebon, saya dikabari kalau saya lulus di AKZI, dan harus datang dan mendaftar ulang besok paginya. Kebayang gak rasanya? Bingung dan gak tau lagi harus pilih yang mana? 

Akhirnya dengan segala pertimbangan dan melihat sikon, saya tidak mengambil AKZI, walau digoblokin teman-teman saya kenapa kok gak ambil di AKZI. Saya hanya senyum. Karena memang saya sudah bayar juga, dan tak bisa ditarik. Dan entahlah, ada rasa yang cukup kuat untuk tetap ambil Ekonomi Islam. Alhamdulilah orang tua dan kakak tidak melarang karena semua yang jalani adalah saya. 

Singkat cerita lagi, saya pun kuliah di kampus tersebut. Dan Masya Allah, banyak sekali hal yang membuat saya termenung dan juga tertohok. Saya kok bisa kudet banget dengan Islam. Padahal saya sempat mondok dan juga sekolah di madrasah. Di kampus ini saya banyak memahami hal baru, terutama tentang Islam. Bukan hanya ekonomi, semua ada.Dari pergaulan dan juga hubungan internasional. Islam paket lengkap deh. 

Aturan di kampus ini cukup ketat. Duduknya terpisah laki-laki dan perempuan. Wajib memakai jilbab (gamis), tak boleh pacaran, merokok, berdua-duaan bersepi-sepi. Setiap minggu ada kajian wajib sebagai eskul. Wah saya merasa waktu itu bagai di penjara, hehe. Saya waktu itu cukup terkenal karena suka bertanya dan suka protes, haha. 

Namun seiring waktu justru saya enjoy dengan aturan kampus tersebut, dan faktanya bisa dijalani kok. Dan di sinilah titik balik kehidupan saya. Saya memutuskan untuk hijrah ke arah yang lebih baik. Saya pindah dari kost yang bebas dan harus melihat pasangan berpacaran setiap harinya. Saya pindah ke kontrakan bersama teman yang hijrah juga. 

Itulah awal titik balik kehidupan saya. Saya pun baru ketemu dengan tiga pertanyaan mendasar dan Insya Allah sudah bisa menjawabnya. Biasanya ibadah saya merasa berat, namun Alhamdulilah ketika berkumpul dengan orang salih, jadi tergerak juga untuk tidak malas. Menutup aurat sebelumnya belum sempurna, lama-lama jadi lebih baik. Prestasi saya juga baik, bahkan pernah menjadi mahasiswa dengan IPK tertinggi; 4,00 dan mendapatkan beasiswa dan penghargaan lainnya. Di foto ini saya menerima beasiswa mahasiswa terbaik pada saat itu. 


Dan di jalan ini juga saya kenal dan bertemu dengan teman sejati saya. Singkat cerita saya dilamar oleh laki-laki, seorang aktivis asli Jogja dan lulusan dari PTN yang saya impikan, dan ternyata satu angkatan dengan kakak saya, haha, dunia ini sempit ya. Dan itu adalah salah satu kriteria jodoh impian saya juga. Alhamdulilah, Allah Maha Besar. 

Jadi, kalau mau mengambil hikmah. Ada banyak sekali yang bisa kita dapat dari sebuah kegagalan. Bagi kita itu mungkin gagal, namun itu sejatinya awal dari kesuksesan kita. Ya, saya merasa bahagia dengan jalan ini. Saya bisa menemukan jalan hidup yang hakiki, jalan dakwah tang saya cintai bersama dengan laki-laki salih yang saya cintai dan anak-anak serta keluarga besar yang mendukung. Semoga bisa mewujudkan harapan dan cita-cita dunia akhirat. Aamiin. Demikian cerita saya. 

Inilah bahagia saya. Bismillah. Foto kenangan tahun 2018

Nah, kegagalan juga bisa dikaitkan dengan ujian. Manusia itu akan selalu diuji. Semakin sholeh seseorang akan ditambah beban ujiannya. Hal itu terus menerus akan terjadi sampai ajal menjemput.

Suatu hari seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya?” Beliau SAW menjawab: “Para nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian yang sesudah mereka secara berurutan berdasarkan tingkat kesalehannya. Seseorang akan diberikan ujian sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akan diringankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikit pun.” (HR Bukhari).

Firman Allah: “ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (Alankabut :2 )

Firman Allah : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” (Albaqarah : 286)

Nah, jadi ujian itu akan terus ada dal hidup manusia. Entah dalam bentuk apa dan kapan waktunya. Kita hanya menjalani dan mengoptimalkan tawakkal kita. Dan yang jelas dan perlu diingat adalah kita tak boleh berputus asa. 

Dalam surah Yusuf ayat 87, Allah berfirman, “… dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” Mengapa Allah melarang kita berputus asa? Sebenarnya, ini mengandung konsekuensi logis.

Ketika Allah melarang manusia berputus asa, itu artinya Allah sudah menjamin pasti ada harapan dan jalan keluar bagi setiap permasalahan. Itulah mengapa selalu ada fitrah jalan keluar dalam setiap pemecahan masalah. Berupa jalan yang semakin mendekatkan diri manusia kepada ajaran-Nya.

Fitrah jalan keluar dari Allah selalu beriringan dengan seberapa tingkat ketakwaan hamba-Nya. Didahului dengan pertobatan, rasa syukur, serta amalan vertikal dan horizontal, kemudian segala daya akal dan upaya kita kerahkan untuk menemukan jalan keluar yang telah Allah siapkan untuk permasalahan kita.

“Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." Namun, banyak manusia merasa bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa pertolongan Tuhan-Nya.

Atau, sebagian lain justru merasa tidak ada jalan keluar dan berputus asa atas masalah yang mendera. Dalam kutipan surahYusuf di atas, manusia yang berputus asa dari rahmat Allah atau bahkan tidak mengimani adanya jalan keluar, masuk dalam kategori manusia yang melakukan kekufuran. (Dikutip dari beberapa sumber) 

Nah, jadi mari kita semua memaknai kegagalan dalam hidup dengan tepat dan tak boleh berkeluh kesah. Alhamdulilah sampai titik ini saya bahagia. Hidup walau tak berharta melimpah, Insya Allah berkah. Diberi pasangan hidup yang salih dan anak-anak yang lucu dan sehat sudah cukup bagi saya. Selalu Ingat konsep qodho Allah insya Allah semua jadi mudah. Yakinlah! Mari jadikan hidup kita hanya menggapai rido Allah semata. Semangat. Allahu Akbar! 

nunung nurlaela
nunung nurlaela Momblogger of 5. lecturer, writer

5 komentar untuk "Kegagalan Itu Membawaku Pada Titik Balik Kehidupanku"

Comment Author Avatar
Btw, difoto itu Aku nyari ummu yang mana ya? IPK nya sempurna sekali MasyaAllah ...luar biasa, semoga bisa terus menularkan ilmu yang didapat kepada kami dan semua orang ya um
Comment Author Avatar
Benar ummu, karena ternyata di balik kegagalan itu ada berkah lainnya.
Comment Author Avatar
Kaget dengan IPK'y yang Masyaa Allah. Walau aku hanya lulusan SMA, tapi aku paham "anak kuliahan untuk meraih IPK angka 3 aja udah berjuang keras. Apalagi ummi Nunung bisa meraih IPK 4,00". Masyaa Allah luar biasa.
Comment Author Avatar
Iya um kadang kita kadang di suatu tempat, tapi bisa sukses di tempat lain. Jujur dulu saya gak jadi masih unversitas impian malah nyasar ke universitas lain yang gak pernah masuk list. Tapi saya bersyukur um, banyak hal baik yang saya temukan di sana.
Comment Author Avatar
Masyaa Allah itu keren sekali bisa IPK 4. Pintu yang tertutup memang bisa jadi pertansa agar kita bisa menemukan pintu ke tempat yang lebih baik ya umm.

Terimakasih sudah membaca, Jika berkenan, Silakan beri komentar....:-)