Kehamilan Ektopik
Membaca sebuah artikel tentang "Kehamilan Ektopik" di sebuah website kesehatan, membawa kenangan saya kira-kira 9 tahun yang lalu. Ya, saya pernah mengalami kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan). Sebelumnya saya juga pernah sedikit sharing tentang hal ini. Namun, belum detail dan fokus pada apa itu hamil ektopik dan juga ruang lingkupnya. Karena beberapa hal, saya belum sempat menuliskannya. Namun waktu itu saya janji dan berniat ingin menulis tentang tema yang satu ini. Waktu itu saya hanya bercerita tentang rasa syukur saya. Dan pengalaman saya ini pernah dimuat di majalah UMMI dalam rubrik Nuansa Wanita. Untuk lebih jelasnya, silakan bisa baca di sini ya...
Baiklah, untuk menepati janji dan niat saya, pada kesempatan ini saya ingin menulis seputar kehamilan ektopik. Cekidot....
Pengertian Kehamilan Ektopik
Apa sih, kehamilan ektopik itu? Jujur, ketika saya belum mengalaminya, saya gak ngerti tentang itu. Dan hikmahnya, saya jadi lebih banyak mengerti tentang seluk beluk organ wanita ini. Jadi, yang namanya kehamilan ektopik adalah:
"Suatu kondisi kehamilan dimana sel telur yng sudah dibuahi tidak mampu menepel atau melekat pada rahim ibu. Namun melekat dan menempel di tempat lain. Seperti pada tuba falopi (saluran telur), di leher rahim, rongga perut atau di indung telur (ovarium)."
Atau dengan kata lain, kehamilan ektopik adalah suatu kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi mengalami implantasi atau melekat pada tempat selain tempat seharusnya, yaitu uterus. Apabila sel telur yang telah dibuahi melekat dan menempel pada saluran sel telur, maka akan menyebabkan pecahnya atau bengkaknya sel telur akibat pertumbuhan embrio.
Sumber: http://bidanku.com/kehamilan-ektopik |
Sumber: http://www.infokedokteran.com/referat-kedokteran/obstetry-and-ginecology/tanda-dan-gejala-kehamilan-ektopik.html |
Kemungkinan terjadinya Kehamilan Ektopik
Menurut sumber yang saya baca, kemungkinan kehamilan ektopik ini hanya 1% dari seluruh kehamilan ( saya terasuk didalamnya!) dan ini adalah kondisi darurat yang memerlukan pertolongan secepatnya. Karena jika dibiarkan kondisi ini sangat berbahaya karena bisa mengancam nyawa ibu. Karena perdarahan terjadi di dalam rongga abdomen, dan bukanterjadinya perdarahan keluar.
Dalam kasus hamil ektopik ini, janin mempunyai kemungkinan yang sangat kecil untuk bertahan hidup. Namun ada kemungkinan dalam jumlah yang kecil, janin dapat bertahan hidup hingga persalinan namun itu juga harus dengan persalinan caesar. Ya Allah...horor juga nih.
Penyebab Kehamilan Ektopik
Saya pun tidak tahu secara pasti, apa penyebab saya bisa mengalami kehamilan ektopik. Dokter pun tidak memberikan secara jelas mengapa saya bisa mengalaminya. Namun, penyebab kehamilan ektopik bisa terjadi oleh hal-hal berikut ini dan yang lebih sering adalah karena adanya infeksi pada tuba falopi. Kehamilan ektopik bisa terjadi pada kondisi sebagai berikut:
1. Kondisi Ibu yang sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik
2. Ibu pernah mengalami kondisi pembedahan pada daerah seputar tuba falopi
3. Ibu pernah mengalami DES (Diethtylstoboistrol) selama masa kehamilan
4. Tuba falopi yang mengalami kelainan kongenital
5. Ibu memiliki riwayat penyakit seksual seperti, gonorrhea, Klamidia, dan plevic inflamamtory disease (PID)
Gejala Kehamilan Ektopik
Gejala yang saya rasakan dan alami dulu adalah secara tiba-tiba pagian perut bawah rasanya sakit sekali dan tiba-tiba ada darah yang menetes keluar. Saya kesakitan sekali dan hampir tak bisa jalan. Itu hanya salah satu gejala dari sekian gejala berikut ini:
1. Rasa sakit pada daerah panggul pada salah satu sisinya dan biasanya secara tiba-tiba.
2. Mengalami perdarahan vagina di luar masa menstruasi atau menstruasi yang tak biasa
3. Rasa nyeri yang sangat pada daerah perut bagian bawah
4. Mengalami pingsan
5. Rasa sakit perut yang muncul semakin sering pada tahap gejala lanjutan
6. Kulit ibu hamil terlihat lebih pucat
7. Tekanan darah rendah
8. Denyut nadi yang semakin meningkat
Diagnosa Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik pada umumnya sulit diketahui dan dokter biasanya akan sulit mendiagnosanya, karena biasanya terjadi pada kehamilan normal. Pengalaman saya waktu itu, dokter memeriksa dan menanyakan kondisi saya. Riwayat kehamilan saya dan sebagainya. Dokter yang menangani saya dengan cukup jeli dan berpengalaman. Berikut adalah langkah dokter untuk mengetahui kondisi saya waktu itu.
1. Dokter melakukan USG secara detail. Dan ternyata, di rahim saya kosong, tidak ada janin maupun kantongnya. Kemudian dokter juga mendeteksi adanya kerusakan tuba fallopi dan mengalami perdarahan, atau adanya embrio diluar uterus.
2. Untuk meyakinkan lagi, dokter mencek urine saya, dan hasilnya positif
3. Kemudian dokter melakukan tindakan operasi untuk mengambil janin yang terletak di saluran telur. Namun, dokter kemudian mengambil tindakan lebih lagi, yaitu memotong satu aluran telur/ovarium saya. Karena menghindari terjadinya pegulangan kehamilan ektopik yang sering terjadi. bahkan ada yang sampai tiga kali. Tentu tindakan dokter terebut dengan seizin suami saya.
Pengobatan
Dokter biasanya akan melakukan pencegahan perkembangan embrio jika ada pasien yang mengalami kehamilan ektopik. Yaitu dengan pemberian obat-obatan dan efek jangka panjang akan terhindarkan jika terdeteski dini. Dokter juga akan memberikan pengobatan berupa obat suntik agar dapat diserap oleh ibu hamil dan hal ini dapat menyebabkan kondii tuba falopi dalam keadaan utuh. Namun jika dalam kondisi serius seperti tuba falopi mengembang, maka dokter akan melakukan operasi.
Prognosa
Menurut referensi yang saya baca, sekitar 12% wanita yang mengalami kehamilan ektopik akan mengalami kembali, setelah sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik. 60% wanita akan mengalami subur kembali setelah kehamilan ektopik. 30% wanita akan mengalami trauma dan tak mau hamil lagi setelah mengalami kehamilan ektopik. Dan 10% wanita akan mengalami masalah kesuburan.
Dukungan suami dan orang-orang terdekat sangat penting untuk menguatkan dan mengurangi trauma kehamilan bagi ibu yang pernah mengalami kehamilan ektopik. Saya pun mengalami hal itu. Alhamdulilah, saya termasuk dalam 60% ibu yang pernah mengalami kehamilan ektopik. Ya, saya masih bisa hamil, bahkan sampai empat kali. Dalam kondisi sehat dan normal dan tanpa treatmen program hamil apa pun alias semuanya tak sengaja dan tak direncanakan. Saya hanya bisa bersyukur dan bersyukur. Yang pasti, hamil dan tidak itu adalah rahasia Allah. Anak adalah hak Allah. Jangan pernah berhenti dan putus asa jika kita ingin hamil atau pun keinginan lainnya. Yakin dan percaya, bahwa Allah telah membuat rencana yang baik untuk tiap hamba-Nya. So, jangan menyerah, ya!
Demikian tulisan saya tentang kehamilan ektopik. Semoga bermanfaat dan sedikit menambah letupan semangat bagi yang pernah mengalaminya dan belum dikaruniai kehamilan kembali.
Diagnosa Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik pada umumnya sulit diketahui dan dokter biasanya akan sulit mendiagnosanya, karena biasanya terjadi pada kehamilan normal. Pengalaman saya waktu itu, dokter memeriksa dan menanyakan kondisi saya. Riwayat kehamilan saya dan sebagainya. Dokter yang menangani saya dengan cukup jeli dan berpengalaman. Berikut adalah langkah dokter untuk mengetahui kondisi saya waktu itu.
1. Dokter melakukan USG secara detail. Dan ternyata, di rahim saya kosong, tidak ada janin maupun kantongnya. Kemudian dokter juga mendeteksi adanya kerusakan tuba fallopi dan mengalami perdarahan, atau adanya embrio diluar uterus.
2. Untuk meyakinkan lagi, dokter mencek urine saya, dan hasilnya positif
3. Kemudian dokter melakukan tindakan operasi untuk mengambil janin yang terletak di saluran telur. Namun, dokter kemudian mengambil tindakan lebih lagi, yaitu memotong satu aluran telur/ovarium saya. Karena menghindari terjadinya pegulangan kehamilan ektopik yang sering terjadi. bahkan ada yang sampai tiga kali. Tentu tindakan dokter terebut dengan seizin suami saya.
Beginilah kira-kira operasi pemotongan ovarium saya |
Pengobatan
Dokter biasanya akan melakukan pencegahan perkembangan embrio jika ada pasien yang mengalami kehamilan ektopik. Yaitu dengan pemberian obat-obatan dan efek jangka panjang akan terhindarkan jika terdeteski dini. Dokter juga akan memberikan pengobatan berupa obat suntik agar dapat diserap oleh ibu hamil dan hal ini dapat menyebabkan kondii tuba falopi dalam keadaan utuh. Namun jika dalam kondisi serius seperti tuba falopi mengembang, maka dokter akan melakukan operasi.
Prognosa
Menurut referensi yang saya baca, sekitar 12% wanita yang mengalami kehamilan ektopik akan mengalami kembali, setelah sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik. 60% wanita akan mengalami subur kembali setelah kehamilan ektopik. 30% wanita akan mengalami trauma dan tak mau hamil lagi setelah mengalami kehamilan ektopik. Dan 10% wanita akan mengalami masalah kesuburan.
Dukungan suami dan orang-orang terdekat sangat penting untuk menguatkan dan mengurangi trauma kehamilan bagi ibu yang pernah mengalami kehamilan ektopik. Saya pun mengalami hal itu. Alhamdulilah, saya termasuk dalam 60% ibu yang pernah mengalami kehamilan ektopik. Ya, saya masih bisa hamil, bahkan sampai empat kali. Dalam kondisi sehat dan normal dan tanpa treatmen program hamil apa pun alias semuanya tak sengaja dan tak direncanakan. Saya hanya bisa bersyukur dan bersyukur. Yang pasti, hamil dan tidak itu adalah rahasia Allah. Anak adalah hak Allah. Jangan pernah berhenti dan putus asa jika kita ingin hamil atau pun keinginan lainnya. Yakin dan percaya, bahwa Allah telah membuat rencana yang baik untuk tiap hamba-Nya. So, jangan menyerah, ya!
Demikian tulisan saya tentang kehamilan ektopik. Semoga bermanfaat dan sedikit menambah letupan semangat bagi yang pernah mengalaminya dan belum dikaruniai kehamilan kembali.
infokedokteran.com
pengalaman pribadi
15 komentar untuk "Kehamilan Ektopik"
Btw kangen...lama gak mampir ke sini :)
terharu melihat semangat teman2 yang masih mencoba mendapat buah hati :") dan ini yang alasan tersering ya mba sama mola anggur tea
makasih sudah berkunjung :-)
Google menunjukkan blog ini saat saya sedang mencari informasi tentang kehamilan ektopik ini. Ini kehamilan kedua, setelah hamil pertama dinyatakan BO untuk anak pertama. :(
Semoga aku bisa setabah dan sekuat mba menghadapi ini ya, walo kata dokter, dikasus saya masih dugaan, dan disuruh nunggu waktu seminggu lagi untuk kepastiannya... cuma dokter sih menyarankan suntik karna semua gejala yang dialami spt penjelasan diblog mba tidak saya alami, kecuali flek terus menerus yang sampai sekarang tdk diketahui penyebabnya ..
Terimakasih sudah membaca, Jika berkenan, Silakan beri komentar....:-)