Ibu, Kembalilah Pada Peranmu
Masih terngiang dalam benak.
Membaca berita tentang seorang ibu yang tewas gantung diri di sebuah pohon di
daerah Karangmojo Kab Gunung Kidul Yogyakarta (Detiknews.com, 5/09/2019). Si
Ibu sudah tidak tahan dengan beban hidup yang menghimpit dan terjerat utang
bank plecit. Dan sebuah berita seorang balita yang tewas dianiaya ayah tirinya,
dan ibunya malah kabur melarikan diri. Terbaru seorang istri yang tega membunuh
suami dan anak tirinya lantaran dendam (liputan6.com, 12/09/2019). Ah, sungguh
perih dan miris membacanya. Rentetan kejadian yang menimpa kaum ibu dan otomatis
anak-anaklah yang menjadi korban diikuti hancurnya tatanan keluarga.
Sistem kehidupan yang makin bebas dan kapitalistik inilah yang menjadi penyebab makin banyaknya ibu yang tidak paham dan tak menjalankan peran atau posisi strategisnya. Banyak ibu yang mengabaikan kewajibannya dalam mendidik anak dan mengurus rumah tangganya. Belum lagi gempuran opini dan pemikiran sekuler yang makin mengalihkan peran perempuan dari yang seharusnya. Ide feminisme dan juga kesetaraan gender, serta pemikiran liberal lainnya makin menjadikan perempuan jauh dari peran utamanya.
Sistem kehidupan yang makin bebas dan kapitalistik inilah yang menjadi penyebab makin banyaknya ibu yang tidak paham dan tak menjalankan peran atau posisi strategisnya. Banyak ibu yang mengabaikan kewajibannya dalam mendidik anak dan mengurus rumah tangganya. Belum lagi gempuran opini dan pemikiran sekuler yang makin mengalihkan peran perempuan dari yang seharusnya. Ide feminisme dan juga kesetaraan gender, serta pemikiran liberal lainnya makin menjadikan perempuan jauh dari peran utamanya.
Seharusnya negeri yang
mayoritas muslim ini merenung dan bersegera untuk memperbaiki sistem bobrok
kapitalis ini. Islam adalah sebuah aturan kehidupan yang lengkap dan
bersumber dari wahyu Allah. Islam membahas tentang bagaimana posisi
strategis seorang ibu. Perlu kita pahami bersama bahwa Islam begitu memuliakan
perempuan. Hukum asal perempuan adalah sebagai Umm wa rabbatul bait. Sebagai
ibu, dan pengatur rumah tangga. Dan kehormatannya senantiasa harus dijaga.
Adapun posisi strategis seorang ibu dalam Islam adalah, yang pertama, sebagai madrasah ula, pendidik pertama dan utama bagi
anak-anaknya. Ibu sejatinya adalah pendidik pertama, darinyalah akan lahir para generasi
yang cerdas dan salih. Ibu jualah yang mengajarkan anak akan makna kehidupan.
Tujuan hidup dan juga kemampuan dasar anak untuk beradapatasi dengan
lingkungan. Seorang ibu pastinya akan mengajarkan anaknya untuk bertahan hidup,
mengasah kemampuan, kreativitas, dan juga bersosialisasi dengan lingkungan
masyarakat. Utamanya adalah mendidik anak agar kokoh dalam aqidah dan juga kuat
dalam menjalankan kehidupan sebagai seorang muslim.
Kedua, sebagai sahabat
suami dalam mengarungi kehidupan rumah tangga, menjadi istri salihah dan
menjadi tim yang saling menguatkan. Menjadi orang pertama yang mendukung suami
dalam menjadi pempimpin rumah tangga. Zaman kapitalis saat ini peran istri untuk menguatkan suami sangat
penting. Orientasi kehidupan yang makin materialistik, dan godaan dunia yang
mencengkeram. Baik harta, tahta, dan wanita. Istri salihah, akan memberi
ketenangan dan kesejukan bagi suaminya. Tidak malah menambah beban dan
bertindak semaunya. Menguatkan dan mendoakan suami dikala susah, di kala di PHK
dan belum mendapatkan pekerjaan kembali.
Ketiga, menjadi tiang
negara, dalam hal ini seorang muslimah atau ibu boleh berkiprah di tengah
masyarakat. Boleh menggeluti profesinya seperti menjadi guru, dosen, dokter,
ilmuwan, pebisnis, dsb. Ada banyak contoh yang bisa menjadi teladan. Sosok
wanita hebat pada masa Islam. Sebutlah Khadijah, sang pebisnis sukses dan kontribusinya
luar biasa untuk dakwah. Aisyah ra, hafal ribuan hadits. Assyifa seorang hakim
pada masa Khalifah Umar bin Khottob. Dan masih banyak lagi yang bisa kita jadikan teladan. Sosok-sosok yang
melahirkan para ulama hebat di masanya.
Meski demikian, ada aturan yaitu berupa hukum syara yang
mengatur semua posisi tersebut agar tetap dalam koridor syariat Islam. Pahami
juga tentang fikih skala prioritasnya. Seorang muslimah wajib berpegang pada
aturan tersebut. Dan tidak boleh mengabaikannya. Energi yang dikeluarkan juga
lebih besar pastinya. Namun, Insya Allah menjadi pahala yang luar biasa jika
kita ikhlas menjalankannya. Dan
tentu saja peran strategis seorang ibu akan berjalan jika ada pemerintah atau
negara yang mau mengatur posisi strategis seorang ibu dalam Islam ini. Karena
peran negara di sini sangat penting untuk sinergikan peran strategis tersebut
agar berjalan dengan baik. Hanya negara yang mau menerapkan syariat Islam
secara menyeluruhlah yang bisa mewujudkannya. Insya Allah. Peluk dan semangat menjalani peran kita, wahai para ibu di mana anda berada.
Latepost dan repost. Artikel ini pernah ditayangkan di : https://suaraislam.id/ibu-kembalilah-pada-peranmu/
9 komentar untuk "Ibu, Kembalilah Pada Peranmu"
Jazakillah khairan Bu ilmunya...
Terimakasih sudah membaca, Jika berkenan, Silakan beri komentar....:-)