"SIM ku Bukan SIM Biasa"
“Tolong mbak
Nunung, nanti materinya di foto copy. Ibu Siti, dosenku itu mengulurkan tangan
yang terdapat kunci motor. “Pakai motor saja mbak, biar cepat.” Begitu
tambahnya. Aku terkesiap. “Mm…maaf bu, saya tidak bisa naik motor…” jawabku
malu-malu. “Oalah…saya kira bisa mbak…okelah saya suruh yang lain saja.” Kata
ibu dosen saya itu sambil tersenyum dan agak sedikit tak percaya.
Duh…itu bukan
saja kali pertama aku malu. Teman-teman kuliah serta teman-teman kajianku juga
pada gak percaya aku gak bisa naik motor. Malu kenapa sih? Yah malu, badan
segini gede kok gak bisa naik motor? (eh ada hubungannya gak ya? Berat badan
dengan keahlian naik motor? Kayaknya perlu diteiti nih…J).
Lah gimana mau
bisa, belajar saja aku hampir gak pernah…pernah
satu kali, nabrak dan yang ngajarin aku orang yang nyebelin banget. Ya sudah
akhirnya aku malas, juga trauma untuk belajar naik motor. Hadeuh…segitunya ya? Eh
bukan hanya itu…aku takut juga kalau dijalan raya…kayaknya gimana gitu…takut
keserempet kanan kiri…ah..pokoknya nyaliku ciut banget deh!
Kuliah pun aku
tak sempat belajar. Disamping gak bawa motor, gak ada sukarelawan, juga aku tak enak dan gak
sanggup jika harus ganti servis motor gara-gara motornya rusak. Beberapa teman
yang kecelakaan ketika mengendarai motor pun menjadi penguat alasanku.
Sampai akhirnya
aku nikah, aku juga belum juga belajar naik motor, karena sebulan kemudian
hamil, keguguran dan sebagainya. Suami juga tidak mengizinkan aku mengendarai
motor. Hingga anak ke 3 ku sudah ku sapih, dan berniat ingin belajar naik
motor, namun mundur lagi, karena saat ini saya hamil lagi, calon anak yang
keempat.
Jadi, sampai
detik ini pun aku belum bisa naik motor. Apalagi mendapat SIM, oh rasanya suatu
mimpi yang hampir tak bisa kucapai deh. SIM hanya bisa kupegang dan kupandangi
bentuknya yaitu SIM milik teman, milik saudara, serta yang terakhir saya pegang
ini adalah milik suamiku. Yah, mungkin ini sudah menjadi qodho-Nya. Tapi,
walaupun aku belum punya SIM yang satu itu, setidaknya aku sudah bahagia,
karena aku sudah punya SIM-SIM yang lain, Dan SIM yamg kupunya bukan SIM Biasa, yaitu:
SIM: SURAT IZIN
MENIKAH, SIM: SURAT IZIN MANAK (bahasa jawa: punya anak) dan SIM: Surat Izin
Menyusui :D :P
Kategori Non Fiksi, 354 kata
Tulisan ini disertakan dalam Kinzihana Give Away
9 komentar untuk ""SIM ku Bukan SIM Biasa""
makasih ya mak udah berpartisipasi sukses terus untukmu
btw, keren, motor aja aku belum bisa, apalagi mobil mak...:P
sama2 mak, sukses juga untukmu ya....makasih dah mampir...:-)
kalau aku bisa sih mbak naik sepeda motor, cuma nyaliku juga ciut. sekarang aku nggak berani kalo lewat jalan raya yang rameee gitu, padahal dulu pas kuliah berani lho (kemunduran, haha..) jadi ya sekarang jarang banget naik sepeda motor..
btw kaget juga lho ternyata mbak Nunung belum bisa naik sepeda motor juga, hihihi... berarti aku ada temennya :)
Terimakasih sudah membaca, Jika berkenan, Silakan beri komentar....:-)