Kuis MFF# 2 : Servis Cinta
Aku masih ingat waktu pertama kali melihatnya. Dia begitu sibuk dengan sebuah netbook dan obeng kecilnya. Dia sangat manis. Walaupun lebih banyak menunduk, namun aku jelas menangkap lesung pipitnya. Dan garis bibirnya yang tipis merona.
“Ah… mengapa aku jadi teringat gadis itu?”
***
“Permisi… Mas, saya mau ambil speakernya, seminggu yang lalu saya servis di sini.”
“Mbak Elena, tolong cek ya!” Pria berambut keriting itu memberi kode pada gadis yang sibuk dengan obeng kecilnya.
“Hmm… ternyata makhluk cantik itu namanya Elena.” Gumamku.
“Sama mbak itu ya Mas. Kayaknya masih ada beberapa perbaikan.”
Aku mengangguk dan segera bergeser ke meja dimana ada sosok cantik yang mengikat hatiku.
“Hey, mengapa dadaku berdegup tak karuan begini?”
“Yup, selesai tadi sudah di cek, cuma kerusakan pada travonya saja, dah diganti dengan yang baru. “
Gadis yang bernama Elena itu merapikan speakerku dan membungkusnya dalam kantong plastik besar. Entahlah, mulut ini rasanya susah untuk bicara. Aku gugup.
“Langsung ke kasir saja ya Mas.”
“Oh.. ii..iya makasih “ Hanya itu yang sanggup aku katakan.
***
Begitu tertariknya aku, setiap minggu aku mampir ke tempat servis itu yang kebetulan menyediakan aksesoris Hand Phone dan juga menjual pulsa dan pernak-pernik elektronik lainnya.
Sudah dua minggu hatiku galau. Ada sebongkah rasa rindu menusuk relung hatiku. Bab analisis data dalam skripsiku hampir tak kusentuh. Aku tak menemukan sosoknya! Yah, dia menghilang. Aku terlalu gengsi dan malu jika harus bertanya pada mas berambut keriting atau karyawan lainnya.
***
Sore ini aku kembali berbunga-bunga. Tadi siang ku melihatnya lagi! Ya Tuhan… dia bertambah memesonaku.
Aku bersiap dengan netbookku yang akhir-akhir ini sering mati sendiri. Wah…bagai gayung bersambut. Aku bisa menemuinya! Dan aku janji, sore ini akan berkenalan dengannya. Yah, itu tekadku.
Tok-tok!
Hmm…siapa ya?
Ah mungkin si Erwin… tapi tumben pakai ketuk pintu, biasanya langsung nylonong.
“Masuk saja Win, gak dikunci kok…!” teriakku.
“Hallo… Jodi... surprise…”
Aku terkesima sesaat…
“Ya ampuun…Bang Arman? Dah di Indonesia to?”
Aku langsung memeluk erat abangku satu-satunya itu.
“Yes! Gimana? Tambah macho kan abangmu ini? “
"Uh… pede amat…iya abang tambah ganteng deh…" aku mengedipkan mataku.
“Eh bentar ya Jod…”
Bang Arman berjalan menuju pintu dan keluar. Aku mengernyitkan kening.
“Hmm… pasti dia bawa oleh-oleh… dari Jepang… Asyiik…” pikiranku mulai menebak-nebak hadiah apa lagi yang dibawa abangku itu.
"Taraaa…ini dia… hadiah buat adikku tercinta…"
wow… apa ya? Kotaknya lumayan besar…hmm bikin penasaran. Kataku sembari mencoba membuka bungkusnya.
“Eit! Jangan dibuka dulu… kita makan dulu yuk! Tempat biasa…hayuk ah…”
Tanganku ditariknya dan berjalan menuju pintu. Aku menurut saja… demi abangku itu.
Sembari ku mengunci pintu, aku lihat bang Arman menggandeng seorang gadis yang rupanya sedari tadi menunggu di lobi apartemenku.
“Oiya lupa… kenalkan , Elena, ini adikku, Jodi…”
“Jodi, ini Elena, calon istri abang… “
Tubuhku lemas, mulutku terkunci… aku tak percaya pada yang kulihat, yang kudengar...
rencana sore ini porak poranda…
senyum manis yang aku harapkan tepat berada di depanku.
dalam gayutan mesra, abangku...
rencana sore ini porak poranda…
senyum manis yang aku harapkan tepat berada di depanku.
dalam gayutan mesra, abangku...
Arggh… sakitnya!
25 komentar untuk "Kuis MFF# 2 : Servis Cinta"
sepertinya beberapa percakapan dengan si abang itu bisa dibuang, biar lebih padat. saya rasa ga memengaruhi esensi ceritanya :)
kritikannya dah disebut semua diatas ngek...
percakapan dengan Arman yang abang ganteng deh, itu nggak banget :)) kayak ucapan dari perempuan...
:D
btw, nah betul mak, aku juga mikir gitu, kayak cewek ya? hihi
oke makasih banyak ya mak atas saran kripiknya...:-)
Terimakasih sudah membaca, Jika berkenan, Silakan beri komentar....:-)